✔ Menciptakan Jengkel Ciut Nyali Musuh Islam Yakni Ibadah Amal Shalih

Membuat Jengkel & Ciut Nyali Musuh Islam Adalah Ibadah & Amal Shalih

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.


Baca Juga

Islam & kekufuran, Iman & kemunafikan, tauhid & Syirk, hak & batil, taat dan maksiat yakni dua kubu yang selalu bertentangan. Pasti terjadi tabrakan dan perlawanan antara dogma Islam & kekufuran, Iman & kemunafikan, tauhid & syirk, hak & batil, taat dan maksiat.

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Dan katakanlah: ‘Yang benar telah tiba dan yang bathil telah lenyap.’ Sesungguhnya yang bathil itu yakni sesuatu yang niscaya lenyap.” (QS. Al-Isra’: 81)

Kedua kubu ini tidak bisa bersatu dan bergandengan tangan. Satu harus lebih mayoritas dan mengendalikan yang lainnya.

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

"Orang-orang Yahudi dan Katolik tidak akan bahagia kepada kau hingga kau mengikuti agama mereka." (QS. Al-Baqarah: 120)

وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا

"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kau hingga mereka (dapat) mengembalikan kau dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup." (QS. Al-Baqarah: 217)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa'di -sesudah menjelaskan sifat jelek kafir Quraisy dan tujuan mereka dalam memerangi orang-orang beriman- menuturkan, "Sifat ini berlaku umum bagi setiap orang kafir, mereka tidak henti-hentinya memerangi golongan di luar mereka sehingga memurtadkan dari agama mereka. Khususnya, Ahli kitab  dari kalangan Yahudi dan Nashrani yang telah mendirikan organisasi-organisasi, menyebar misionaris, menempatkan para dokter, mendirikan sekolahan-sekolahan untuk menarik umat kepada agama mereka, menciptakan banyak sekali propaganda untuk menanamkan keraguan dalam diri mereka akan kebenaran agama mereka (Islam)."

Masih banyak ayat lain yang mengungkapkan kebencian dan permusuhan orang kafir terhadap Islam. Jika mereka mampu, niscaya akan melaksanakan gerakan-gerakan untuk memurtadkan kaum muslimin atau menghabisi mereka sehingga punah dari muka bumi ini. Karenanya, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan umat Islam untuk selalu mempersiapkan kekuatan fisik dan persenjataan untuk menghadapi kedengkian dan permusuhan mereka.

Allah Ta'ala berfirman,

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kau sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kau menggentarkan musuh Allah dan musuhmu." (QS. Al Anfal: 60)

Jika kaum muslimin belum mempunyai kekuatan persenjataan atau kondisi tidak memungkinkan melawan kuffar dengan persenjataan, mereka bisa melawan dengan verbal atau aksi-aksi yang menciptakan murka dan gentar serta ciut nyali orang-orag kafir.

Setiap aksi-aksi yang bisa menciptakan marah, menciptakan jengkel dan ciut nyali orang kafir yang memusuhi Islam terkategori ibadah. Allah mencatat rasa haus, lapar, dan capek di dalamnya sebagai amal shalih.

Salah satu ibadah penting yang banyak ditinggalkan kaum muslimin yakni menciptakan musuh-musuh Islam marah. Ini menurut QS. Al-Taubah: 120 di atas,

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

Yang demikian itu ialah lantaran mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah.  dan tidak (pula) menginjak suatu kawasan yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu tragedi kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Taubah: 120)

Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi di “Aisar Tafasir” menjelaskan makna “membangkitkan amarah orang-orang kafir’: menimpakan amarah pada diri mereka yang menciptakan mereka sedih.

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa ayat ini yakni celaan dari Allah terhadap pihak-pihak yang meninggalkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam perang Tabuk. Karena mereka lebih mementingkan kenyamanan diri mereka daripada mencicipi susah payah dalam jihad. Dengan lantaran itu, mereka tertinggal dari menerima pahala. Padahal dengan ikut berjhad semua jerih payah mereka ibarat kehausan, kelaparan, capek, agresi buat musuh murka, dan hasil yang diperoleh dari musuh berupa kemenangan –semuanya- dicatat sebagai amal shalih dan diberi pahala besar.

Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan perihal makna, “dan tidak (pula) menginjak suatu kawasan yang membangkitkan amarah orang-orang kafir”: singgah di satu kawasan yang menciptakan musuh gentar.

Dan tidak menimpakan sesuatu tragedi kepada musuh”: menerima laba dan kemenangan atas musuh dicatat untuk mereka -dengan amal-amal yang tidak berada di bawah kuasa mereka, tapi ada sebagai buah dari perbuatan mereka- sebagai amal-amal shalih dan (dicatat untuk mereka) pahala besar.

Contohnya: hijrahnya kaum muslimin dari Makkah menuju Madinah itu menciptakan orang kafir marah. Sehingga mereka berusaha menghalanginya dan mengusahakan sebab-sebab untuk mencegah hijrah. Karena dengan hijrah tersebut kaum muslimin menjadi merdeka dan lepas dari kendali kuffar. Mereka tidak bisa lagi melarang kaum muslimin mengamalkan agamanya dan mendakwahkannya. Aktifitas hijrah berhasil menciptakan kuffar murka dan merasa rugi, sehingga segala aktifitas fi sabilillah tersebut tercatat sebagai amal shalih.

Sinyal lain bahwa menciptakan murka dan gerah kaum mufar termasuk perintah Islam yakni firman Allah perihal sifat sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Muhammad yakni utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan beliau bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu meihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak gejala bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat, adapun sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Alkitab yakni ibarat benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin berpengaruh kemudian menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya lantaran Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath: 29)

Para mufasirin menandakan perihal ayat tersebut bahwa Allah telah memperbanyak jumlah kaum muslimin para sahabat ridhwanullah ‘alaihim dan menguatkan mereka untuk menciptakan orang-orang kafir murka dan jengkel. Maka siapa yang murka dan jengkel terhadap para sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berarti ia kafir. Dari sini, sejumlah ulama menyimpulkan, siapa yang membenci para sahabat maka ia menjadi kafir. Dan di antara sifat generasi terbaik umat ini (Salafush Shalih) menciptakan musuh-musuh Islam murka dan gentar.

Sebaliknya, kaum muslimin haram mengeluarkan perkataan dan gerakan yang menguntungkan orang kafir sehingga menciptakan musuh-musuh Islam semakin kurang bimbing dan berbangga diri.

Penutup

Aksi bela Islam III yang dilaksanakan kaum muslimin Indonesia, Jum’at (02/12) besok di Jakarta telah menciptakan musuh-musuh Islam dari kalangan Kafirin, musyrikin, dan munafikin sangat takut, panik, dan ciut nyali. Jelas, agresi ini bukan aktifitas sia-sia, tapi ibadah agung yang tercatat amal shalih.

Aksi berkumpulnya jutaan umat Islam Indonesia untuk membela kehormatan Kitab suci Al-Qur’an dari penistanya dan menuntutnya biar dipenjara. Karena paniknya pembela dan pendukung si penista, segala upaya dilakukan untuk menggagalkan agresi tersebut dengan menghalangi kaum muslimin dari luar Jakarta.

Agar Aksi Bela Islam III menjadi ibadah yang diterima, para akseptor wajib mengikhlaskan niat untuk mencari ridha Allah dan menjaga adab-adab Islam dalam pelaksanaannya.

Semoga Allah hancurkan kekuatan kafir dan porak-porandakan persatuan mereka. Kemudian meneguhkan langkah kaki pembela agama-Nya dan menurunkan pemberian kepada mereka. Firman Allah yang artinya, “Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” Wallahu A’lam.
Sourche: voa-islam.com

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "✔ Menciptakan Jengkel Ciut Nyali Musuh Islam Yakni Ibadah Amal Shalih"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel