✔ Kedatangan Dan Terbentuknya Kekuasaan Kolonial Portugis, Spanyol, Belanda Di Indonesia
Kedatangan dan Terbentuknya Kekuasaan Kolonial Portugis, Spanyol, Belanda di Indonesia
1. Bangsa Portugis
Ekspedisi pertama untuk mencari jalan pribadi ke Indonesia dirintis oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Bangsa-bangsa lain menyerupai Inggris, Prancis, dan Belanda gres melaksanakan ekspedisi sesudah kedua bangsa ini menemukan jalan ke Indonesia.
Orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan gres ke Indonesia yaitu Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada tahun 1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung Harapan, tetapi ia gagal mencapai Indonesia. Setelah Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan (Afrika Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh armada-armada Portugis berikutnya.
Armada Portugis berikutnya yang mencoba berlayar ke Indonesia dipimpin oleh Vasco da Gama. Mereka berangkat pada tahun 1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan. Sewaktu tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika Timur), mereka bertemu dengan pedagang-pedagang Arab dan India. Namun, jalan ke Asia Tenggara tetap dirahasiakan oleh para pedagang tersebut. Oleh lantaran itu, orang-orang Portugis melanjutkan perjalannya menyusuri pantai timur Afrika. Mereka harus melewati perairan dengan ombak yang sangat besar. Daerah itu terletak di timur maritim Afrika terutama di sekitar Ujung Tanduk. Oleh lantaran itu, tempat ini disebut Guadafui (berhati-hatilah).
Ekspedisi ini kemudian berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebutnya Bab el Mandeb (Gapura Air Mata). Pada tahun 1498, Vasco da Gama tiba di Kalikut (India). Sejak dikala itu, perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah melainkan melalui pantai timur Afrika. Namun, inovasi ini belum juga memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin menjelajahi tempat timur lainnya yakni Malaka dan Maluku.
Pada waktu itu, di Asia Tenggara terdapat salah satu tempat sentra perdagangan yang sangat ramai dikunjungi. Daerah tersebut yaitu Malaka sedangkan tempat sumber rempah-rempahnya yaitu Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku yaitu dengan merebut atau menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai semenjak kedatangan Alfonso d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Dari sana, mereka menuju Maluku dan diterima dengan baik oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di Ternate.
2. Bangsa Spanyol
Pelopor berkebangsaan Spanyol yang mencari jalan pribadi ke Indonesia yaitu Christopher Columbus, ia berlayar ke arah barat. Setelah dua bulan, ia hingga di sebuah pulau yang kemudian dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India.
Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke tempat rempah-rempah dipelopori oleh Ferdinand Magelhaens. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. Ketika mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magelhaens terbunuh. Posisinya kemudian digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak dikala itu, terjalin kolaborasi antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore. Sementara itu, Portugis yang membuka kantor dagangnya di Ternate merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate telah usang bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang didukung pasukan Tidore. Berhasil merebut Benteng Spanyol di Tidore. Namun, berkat mediator Paus di Roma, Portugis dan Spanyol kesudahannya mengadakan perjanjian yang disebut Perjanjian Saragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Philipina dikuasai Sepanyol.
Isi Perjanjian Saragosa:
1. Daerah kekuasaan dan pelayaran Portugis yaitu dari Brazilia ke Timur hingga Halmahera (Maluku).
2. Spanyol berkuasa atas Mexico ke Barat terus hingga Phillipina.
3. Bangsa Inggris
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magelhaens, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama.
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasionalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia lantaran diserang Portugis dan bajak maritim Melayu di selat Malaka.
Awal masa ke-17, Inggris telah mempunyai jajahan di India dan terus berusaha membuatkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. berdasarkan catatan sejarah, semenjak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.
Walaupun demikian, armada Inggris tidak bisa menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia, menyerupai Belanda. Mereka kesudahannya memusatkan kegiatan perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan menyerupai Madras, Kalkuta, dan Bombay.
4. Bangsa Belanda
Armada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin Van Neck, namun ekspedisi ini gagal. Kemudian, pada tahun 1595 armada Belanda dipimpin Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer berangkat menuju Indonesia. Mereka menyusuri pantai barat Afrika kemudian hingga ke Tanjung Harapan. Dari sana, mereka mengarungi Samudera Hindia dan masuk ke Indonesia melalui Selat Sunda kemudian tiba di Banten.
Armada ini tidak diterima oleh rakyat Banten lantaran Belanda bersikap kasar. Selain itu, korelasi antara Banten dan Portugis masih baik. Kemudian dari Banten, armada ini bermaksud menuju Maluku untuk membeli rempah-rempah namun ternyata gagal mencapai Maluku. Cornelis de Houtman tiba kembali di negerinya pada tahun 1597 dan ia disambut sebagai penemu jalan ke Indonesia.
Setelah de Houtman, armada Belanda tiba ke Indonesia susul-menyusul. Hal ini mengakibatkan kemudian lintas Indonesia – Belanda menjadi ramai. Armada Belanda yang pertama mencapai Maluku yaitu armada kedua. Mereka berhasil melaksanakan pembelian remapah-rempah di sana.
Pada awalnya, Belanda memang gagal menghadapi persaingan dengan Portugis, baik di Maluku maupun di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Namun, lantaran armada Belanda semakin hari semakin bertambah, bertahap armada Portugis mulai terdesak. Akhirnya Portugis terusir dari Maluku dan itu menandai era kolonialisme Belanda di Indonesia. Sejak dikala itu, pedagang-pedagang Belanda semakin banyak yang tiba ke Maluku.
Lahirnya VOC
Untuk mengatasi persaingan diantara pedagang-pedagang Belanda sendiri, pada tanggal 20 Maret 1682 Belanda membentuk VOC (Vereenigde OostIndische Compagnie) atau komplotan Dagang Hindia Timur atas tawaran Johan Van Oldenbarneveld. Tujuan pembentukan VOC tidak lain yaitu menghindari persaingan antar pengusaha Belanda (intern) serta bisa menghadapi persaingan dengan bangsa lain terutama Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya (ekstern). VOC dipimpin oleh De Heren Zuventien (Dewan Tujuh Belas) yang berkedudukan di Amsterdam. Oleh Pemerintahan Belanda, VOC diberi oktroii (hak-hak istimewa). Artinya dengan hak-hak tersebut berarti VOC mempunyai kekuasaan menyerupai suatu negara. Mereka sanggup bertindak bebas tanpa harus konsultasi terlebih dulu dengan pemerintah Belanda di negeri induk. Hak-hak istimewa tersebut yaitu sebagai berikut:
Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia
Memonopoli perdagangan
Mencetak dan mengedarkan uang sendiri
Mengadakan perjanjian
Menaklukkan perang dengan negara lain
Menjalankan kekuasaan kehakiman
Pemungutan pajak
Memiliki angkatan perang sendiri
Mengadakan pemerintahan sendiri
Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlah jabatan Gubernur Jenderal VOC, menyerupai Pieter Both yang merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610 – 1619 di Ambon. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan sentra VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia) lantaran letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara sehingga memudahkan pelayaran ke Belanda. Sedangkan dalam melaksanakan pemerintahan, VOC banyak mempergunakan tenaga bupati. Sementar bangsa Cina dipercaya untuk pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa selama waktu yang ditentukan.
Setelah berpusat di Batavia, VOC melaksanakan ekspansi kekuasaan dengan pendekatan serta campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara, antara lain Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa, serta Maluku. Akibat hak monopoli yang dimilikinya, VOC memaksakan kehendaknya sehingga mengakibatkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng menyerupai di Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.
Cara Belanda Memeroleh Monopoli Perdagangan di Nusantara
1. Melakukan pelayaran Hongi (Hongi Tockten) untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC yaitu merampas setiap kapal penduduk yang menjual pribadi rempah-rempah kepada pedagang absurd menyerupai Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.
2. Melakukan Ekstirpasi, yaitu penebangan tanaman milik rakyat. Tujuannya yaitu mepertahankan biar harga rempah-rempah tidak merosot kalau hasil panen berlebihan (over produksi).
3. Perjanjian dengan raja-raja setempat, terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang diperlukan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib disebut Verplichte Leverantie.
4. Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten.
Namun, seiring dengan perubahan usul dan kebutuhan di Eropa dari rempah-rempah ke tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada masa ke-18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan teh tempat Priangan.
Kemunduran VOC
Pada pertengahan masa ke-18 VOC mengalami banyak kemunduran lantaran beberapa hal sehingga pada kesudahannya dibubarkan. Berikut ini yaitu sebab-sebab kemunduran VOC:
1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi.
2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan pola perang melawan Sultan Hasanuddin dari Gowa.
3. Banyaknya honor yang harus dibayar lantaran kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak.
4. Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan sesudah pemasukan VOC kekurangan.
5. Bertambahnya tentangan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis.
6. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal yang menganjurkan perdagangan bebas.
Berdasarkan alasan di atas kesudahannya VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta Gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta tempat kekuasaan di Indonesia.
Belum ada Komentar untuk "✔ Kedatangan Dan Terbentuknya Kekuasaan Kolonial Portugis, Spanyol, Belanda Di Indonesia"
Posting Komentar